Jumat, 22 Januari 2010

1.Definisi

*Proposisi
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.
Secara sujektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat dibenarkan atau disangkal jadi, bias benar atau salah. Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu keputusan selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat terwujud:
  1. Hubungan indentitas atau kebedaan atau juga bias terdapat
  2. Bentuk-bentuk hubungan lainnya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.

Pembedaan keputusan dan proposisi menurut dua golongan, yakni:
  1. Keputusan / proposisi kategoris,dan
  2. Keputusan/ proposisi hipotesis

*Penalaran
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaannya. Manusia selalu dihadapkan untuk memilih baik-buruk, rendah-jelek, jalan benar–jalan salah. Dalam melakukan pilihan ini, manusia berpaling pada pengetahuan.
Ciri-ciri penalaran:
  1. Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis)
  2. Sifat analitk dari proses berpikir.
Penalaran ulmiah sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme
  2. Induktif yang berujung pada empirisme.
Penalaran yang konklusinya lebihh luas dari pada premisnya itu disebut penalaran induktif (induksi). Induksi adalah proses penalaran dimana kita menyimpulkan hokum/ dalil/ prinsip umum dari kasus-kasus khusus.
Penalaran yang konklusinya tidak lebih luas daripada premis disebut deduktif
(deduksi). Deduksi adalah proses penalaran dimana kita membuat satu kesimpulan dari suatu hokum/dalil/ prinsip yang umum terhadap suatu keadaan yang khusus.

*Putusan
Hakikat keputusan ditemukan berbagai jawaban keputusan. Sebagai orang seperti Wundt yang mengatakan bahwa semua keputusan bersifat afirmatif, melihat hakiakat keputusan dalam suatu analisis. Pendapat lain melihat hakikat keputusan didalam suatu asensus, yakni suatu persetujuan dengan isi keputusan yang selanjutnya ditangkap sebagai suatu fungsi irrasional atau fungsi rasional. Ditangkap sebagai suatu fungsi irasional karena merupakan persetujuan rasa perasaan, atau semacam rasa perasaan pasti, yang berkaitan dengan kosep belief, feeling, something felt by the mind.
Terdapat tiga buah unsure-unsur keputusan:
1)Subjek
2)Predikat
3)Pengakuan atau Penolakan
Subjek dan predikat merupakan materi keputusan, sedangakn bentuk keputusan terdiri dari pengakuan atau penolakan.
Secara Psikologis keputusan dapat dibedakan:
  1. Secara formal, yakni berkaitan dengan persetujuan (aensus) yang diberikan: keputusan pasti (mungkin, dugaan , ragu-ragu).
  2. Secara material, yakni berkaitan dengan isi keputusan: keputusan langsung atau keputusan yang disimpulkan (kesimpulan-kesimpulan).

*Ide
Ide merupakan aklimasi dari suatu pengalaman yang sifatnya partikel-partikel kecil yang bisa didata



1. Pengertian Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani, studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh yang memiliki pandangan yang bersifat ontologism dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles,
Perkataan ontology berasak dari bahasa Yunani, yaitu “on” yang bermaksud “berada” dan “logos” yang bermaksud “pengertian atau ilmu”. Ontologi adalah salah satu bahagian falsafah yang membahaskan segala sesuatu itu wujud (ada).
Pengertian paling umum pada ontology adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mecari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan itu sendiri.
Ontologi adalah salah satu bahagian falsafah yang membahaskan segala sesuatu itu wujud (ada). Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua dalam semua bentuknya.

2. Epistemologi
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan dan logos, theory. Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang menangani masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi bertalian dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya, dan relasi eksak antara ‘alim (subjek) dan ma’lum (objek) atau dengan kata lain, epistemology adalah bagian dari filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penenti penting dalam menentukan karakter pengetahuan.
Bahkan menentukan “kebenaran” macam apa yang dianggap patut diterima dan apa yang patut ditolak, jika kumpulan pengetahuan yang benar / episteme / diklasifikasi, disusun sistematis dengan metode yang benar dapat menjadi epistemology aspek epistemology adalah kebenaran / kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat di verifikasi atau dibuktikan kebenarannya.

Tidak ada komentar: